HOMESTAY
30A BAK HOTEL BERBINTANG
Sebuah
cambukan luar biasa pada segumpal daging bernama hati. Aku orang pertama yang
sampai di homestay 30A. Menanti 9 orang yang lainnya dan sembari bincang
kesana-kemari dengan sepasang suami—istri. Namun, hingga lingkaran yang seolah
bernyawa di dinding atas pintu dapur menunjukkan jarum pendek diangka sebelas
dan jarum panjang diangka duabelas belum juga ada yang diantar ke 30 A. Hal
yang sangat menarik bukan karena tidak ada peserta lain, justru selang beberapa
menit bapak penjaga parkir mengantarkan serombongan yang lebih dari 9 orang. Sebagai
tuan rumah, dan etika baik dalam menrima tamu, diterimalah semua peserta yang
datang melebihi dari jumlah yang telah disepakati antara homestay 30A dan
panitia, walaupun sebenarnya pemilik homestay tahu yang harus ia terima berapa.
Namun, tidak mungkin kemudian menerima yang lain dan menolak yang lainnya. Justru
yang ia katakan kepadaku.
“Kalau
memang, tempat yang kami sediakan muat untuk berapa pun orang, silahkan. Kami sangat
senang.”
Di
sisi hatiku yang lain, terjadi pergolakan, apakah aku akan melakukan ini saat
mengalaminya? Sebuah pelajaran yang berharga terjadi saat jarum pendek dan
panjang membentuk cerminan dari jam 11 malam. Ada satu panitia datang ke
homestay, karena dia tahu jumlah di 30A melebihi kapasitas yang ada. Ini adalah
waktu yang mungkin bagi sebagian peserta adalah waktu terlelap, namun harus
terbangun untuk dipindahkan. Seperti yang saya tuliskan diatas, pemilik rumah
tidak keberatan, namun panitia merasa “pekewuh” kepada si empunya 30A. Dan akhirnya
disepertiga malam awal 5 peserta dipindahkan ke homestay yang lain.
Detak
pun berlalu, selain keluarga yang ramah, penuh keikhlasan, keluarga yang sudah
berusia lanjut ini juga taat beragama.
Adzan subuh masjid yang terletak di pintu masuk desa Tembi benar-benar memecah
genderang, hingga sontak suara itu membangunkanku. Baru sekejap aku wudhu, bapak
dan ibu sudah sampai di masjid. Pelajaran berharga ketiga; Homestay 30A buatku
bagaikan hotel berbintang, dari segi pelayanan. Dari segi bangunan; dari pintu
masuk menjulang besi yang tersusun rapi dengan balutan bunga-bunga membentang
lebih dari 4 meter, melangkah lebih ke dalam di sambut dengan halaman yang
cukup luas dan sebuah bangunan berlantai dua yang lumayan besar, bahkan lebih
besar dari rumahku.
Saat
mentari belum sampai bertengger di ufuk timur, kami pun sudah disuguhkan
hidangan... (mau ikut bantu masak dulu...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar