Warming Up ala PENULIS
(Sub Bab Asli buku)
Oleh : harjanto dc,
ref-Be a Brilliant writer “Afifah Afra”
Banyak hal untuk memulai membiasakan atau menjadi penulis
yang profesional. Mustahil seorang penulis mendadak bisa menulis tanpa sebuah
proses. Orang yang menuntut ilmu saja berproses belajar. Ada beberapa hal yang
bisa dilakukan :
1. Melatih Kreativitas
Seorang ilmuwan saja aktif ber-eksperimen
untuk membuahkan temuan yang luar biasa, penulis pun tak kalah pentingnya
dengan seorang ilmuan. Lakukan sebuah inovasi baru, memunculkan ide-ide baru,
mengkolaborasikan ide lama menjadi sesuatu yang luar biasa.
2.
Banyak memBACA
Membaca bagi seorang penulis
ibaratnya tenaga dalam seorang pendekar sakti. Bagaimana seorang penulis kok
tidak pernah membaca, maka tulisannya
pasti garing. monoton, dan orang tidak mau membacanya. Ibarat tulisan tak bernyawa. Saya
yakin penulis terkenal dan yang baik adalah pembaca yang baik pula. JIka
sekarang anda bukan orang yang suka dengan buku, mulailah rancang diri anda
‘bersahabat’ dengan buku.
3.
Rajin menulis Diary
Kebiasaan menulis sangat penting,
karenanya seperti yang sudah saya jelaskan di awal kemarin. Kwalitas akan
mengikuti kuantitas. Jadi abaikan dulu kualitas, namun terus menulis, lakukan
pengulangan yang akan menjadikan tulisan anda berkualitas.
Menulis diary memiliki banyak manfaat :
a.
Terbiasa
membahasakan perasaan, ide-ide dalam bahasa tertulis—yang hal ini sangat
diperlukan oleh penulis profesional. Dengan sering berolah kata maka reflek
akan terbangun. Sense of art akan terbentuk sehingga kita bisa membedakan apakah
kalimat yang ditulis terasa manis atau perlu polesan.
b.
Diksi
akan semakin baik karena perbendaharaan kosakata yang semakin banyak.
c.
Dapat
memperlihatkan proses pendewasaan. Melatih diri dari masa ke masa.
d.
Adalah
sebuah kerja jurnalistik. Kita mencatat yang dialami dan ini sumber ide
terbesar.
4.
Berkorespondensi
Menulis surat yang panjang akan
membiasakan menulis yang baik, namun sekarang seiring kemajuan elektronik,
membungkam sisi ini dengan SMS, yang 114 karakter, dan masih disingkat-singkat
lagi. Cobalah menulis surat buat orangtua, atau kakak atau saudara, mumpung kan
di pondok tidak boleh pakai HP. Nanti minta dibalesi lewat surat juga oleh
orangtua, ini proses belajar.
5.
Terbuka dan senang berdiskusi
Sejatinya seorang penulis adalah
seorang manager. Memenej kata-kata, emosi pembaca, ilmu, sehingga terbentuk
susunan kalimat yang sistematis. Salah satu cara terbuka adalah dengan diskusi
dunia kepenulisan atau jurnalistik atau diskusi lainnya yang ermanfaat. Diskusi
tidak harus banyak bicara, namun diam mendengarkan orang lain bicara itu pun
adalah ilmu.
6.
Melihat lebih dekat
Pergi dan liat sendiri untuk melihat
situasi sebenarnya. Dengan lebih detail memahami suatu peristiwa, anda akan
mendapatkan sisi-sisi unik yang akan anda tuangkan dalam bahasa. Pada prinsipnya,
sebagai seorang manusia, kita lahir dilengkapi dengan alat indera. Nah,
optimalkan seluruh indera untuk menulis.
7.
Akrab dengan bahasa
Menurut Gorys Keraf, “Semakin banyak
kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya
dan yang sanggup diungkapkannya. Sebagai penulis harus sering buka kamus.
8.
Enjoy This Life!
Melihat sendiri situasi, memperhatikan
orang-orang di setiap sudut. Memperhatikan apapun yang terlihat oleh indera.
***SELAMAT MENCOBA***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar