Sabtu, 09 November 2013

Warming Up ala PENULIS



Warming Up ala PENULIS
(Sub Bab Asli buku)
Oleh : harjanto dc, ref-Be a Brilliant writer “Afifah Afra”

Banyak hal untuk memulai membiasakan atau menjadi penulis yang profesional. Mustahil seorang penulis mendadak bisa menulis tanpa sebuah proses. Orang yang menuntut ilmu saja berproses belajar. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan :

1.     Melatih Kreativitas
     Seorang ilmuwan saja aktif ber-eksperimen untuk membuahkan temuan yang luar biasa, penulis pun tak kalah pentingnya dengan seorang ilmuan. Lakukan sebuah inovasi baru, memunculkan ide-ide baru, mengkolaborasikan ide lama menjadi sesuatu yang luar biasa.
 
2.      Banyak memBACA
Membaca bagi seorang penulis ibaratnya tenaga dalam seorang pendekar sakti. Bagaimana seorang penulis kok tidak pernah  membaca, maka tulisannya pasti garing. monoton, dan orang tidak mau membacanya. Ibarat tulisan tak bernyawa. Saya yakin penulis terkenal dan yang baik adalah pembaca yang baik pula. JIka sekarang anda bukan orang yang suka dengan buku, mulailah rancang diri anda ‘bersahabat’ dengan buku.

3.      Rajin menulis Diary
Kebiasaan menulis sangat penting, karenanya seperti yang sudah saya jelaskan di awal kemarin. Kwalitas akan mengikuti kuantitas. Jadi abaikan dulu kualitas, namun terus menulis, lakukan pengulangan yang akan menjadikan tulisan anda berkualitas.
Menulis diary memiliki banyak  manfaat :
a.      Terbiasa membahasakan perasaan, ide-ide dalam bahasa tertulis—yang hal ini sangat diperlukan oleh penulis profesional. Dengan sering berolah kata maka reflek akan terbangun. Sense of art akan terbentuk sehingga kita bisa membedakan apakah kalimat yang ditulis terasa manis atau perlu polesan.
b.      Diksi akan semakin baik karena perbendaharaan kosakata yang semakin banyak.
c.       Dapat memperlihatkan proses pendewasaan. Melatih diri dari masa ke masa.
d.      Adalah sebuah kerja jurnalistik. Kita mencatat yang dialami dan ini sumber ide terbesar.

4.      Berkorespondensi
Menulis surat yang panjang akan membiasakan menulis yang baik, namun sekarang seiring kemajuan elektronik, membungkam sisi ini dengan SMS, yang 114 karakter, dan masih disingkat-singkat lagi. Cobalah menulis surat buat orangtua, atau kakak atau saudara, mumpung kan di pondok tidak boleh pakai HP. Nanti minta dibalesi lewat surat juga oleh orangtua, ini proses belajar.

5.      Terbuka dan senang berdiskusi
Sejatinya seorang penulis adalah seorang manager. Memenej kata-kata, emosi pembaca, ilmu, sehingga terbentuk susunan kalimat yang sistematis. Salah satu cara terbuka adalah dengan diskusi dunia kepenulisan atau jurnalistik atau diskusi lainnya yang ermanfaat. Diskusi tidak harus banyak bicara, namun diam mendengarkan orang lain bicara itu pun adalah ilmu.

6.      Melihat lebih dekat
Pergi dan liat sendiri untuk melihat situasi sebenarnya. Dengan lebih detail memahami suatu peristiwa, anda akan mendapatkan sisi-sisi unik yang akan anda tuangkan dalam bahasa. Pada prinsipnya, sebagai seorang manusia, kita lahir dilengkapi dengan alat indera. Nah, optimalkan seluruh indera untuk menulis.

7.      Akrab dengan bahasa
Menurut Gorys Keraf, “Semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya. Sebagai penulis harus sering buka kamus.

8.      Enjoy This Life!
Melihat sendiri situasi, memperhatikan orang-orang di setiap sudut. Memperhatikan apapun yang terlihat oleh indera.

***SELAMAT MENCOBA***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar